Jelang pertandingan yang dinantikan antara Chelsea dan Fluminense dalam ajang Piala Dunia Antarklub, perhatian tidak hanya tertuju pada kekuatan kedua tim, tetapi juga pada sosok wasit yang akan memimpin laga. FIFA akhirnya mengumumkan bahwa wasit asal Argentina, Fernando Rapallini, akan menjadi pengadil utama dalam pertandingan tersebut. Bagi Chelsea, nama Rapallini bukanlah sosok asing—justru sebaliknya, ada memori kelam yang menyertainya.
Fernando Rapallini, Wasit Berpengalaman dari Amerika Selatan
Fernando Rapallini dikenal sebagai salah satu wasit terbaik dari Amerika Selatan. Ia telah memimpin berbagai laga penting, termasuk di ajang Copa Libertadores dan beberapa pertandingan internasional tingkat tinggi. Di Piala Dunia 2022 lalu, Rapallini juga dipercaya memimpin laga fase grup dan dikenal dengan gaya tegas namun adil dalam mengambil keputusan.
Namun, pengalaman dan prestasi Rapallini ini tidak serta-merta membuat Chelsea tenang. Justru sebaliknya, klub asal London Barat itu menyimpan memori pahit dari pertandingan yang pernah dipimpin oleh wasit ini.
Kenangan Buruk Chelsea Bersama Rapallini
Kenangan buruk Chelsea dengan Fernando Rapallini terjadi pada laga persahabatan pramusim tahun lalu, ketika The Blues menghadapi tim asal Brasil, Palmeiras. Dalam laga itu, sejumlah keputusan kontroversial dari Rapallini dinilai sangat merugikan Chelsea, mulai dari pelanggaran yang tidak diberikan hingga kartu merah yang dianggap berlebihan kepada salah satu pemain muda mereka.
Meski hanya laga uji coba, keputusan-keputusan tersebut meninggalkan rasa frustrasi di kalangan pemain dan staf pelatih Chelsea. Bahkan, pelatih saat itu, Mauricio Pochettino, sempat menyampaikan kritik terhadap kepemimpinan wasit, meski secara diplomatis. Kini, ketika Rapallini kembali dipercaya memimpin laga penting melawan klub asal Brasil lainnya, Fluminense, bayang-bayang kontroversi itu kembali muncul.
Laga Sarat Tekanan dan Gengsi
Pertandingan melawan Fluminense di Piala Dunia Antarklub menjadi ajang pembuktian bagi Chelsea setelah musim domestik yang naik-turun. Mereka berambisi meraih trofi internasional sebagai penegasan status mereka di kancah sepak bola dunia. Di sisi lain, Fluminense datang sebagai juara Copa Libertadores dengan semangat tinggi dan gaya bermain khas Brasil yang atraktif.
Penunjukan Rapallini sebagai wasit utama tentu menjadi sorotan. Keputusan-keputusan yang ia buat akan berada di bawah mikroskop, terlebih jika ada insiden yang berpotensi menentukan jalannya pertandingan. Chelsea pun dituntut untuk tetap fokus dan tidak terpancing emosi, apa pun yang terjadi di lapangan.
Harapan pada Fair Play
Terlepas dari sejarah yang ada, baik Chelsea maupun Fluminense berharap pertandingan nanti berlangsung adil dan kompetitif. Publik tentu menantikan duel dua kekuatan dari benua berbeda dengan permainan terbuka dan penuh semangat. Peran wasit sangat krusial dalam menjaga integritas dan kualitas pertandingan di ajang sebesar Piala Dunia Antarklub ini.
Fernando Rapallini diharapkan bisa memimpin laga dengan netralitas tinggi dan ketegasan yang konsisten, agar kenangan buruk tak lagi terulang—dan The Blues bisa fokus mengejar gelar bergengsi yang satu ini.
Baca Juga: Meriah! Piala Presiden 2025 Resmi Dibuka, Lyodra Ginting Hibur Penonton dengan 3 Lagu